Jakarta – Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan, Indonesia memiliki
keunikan dalam melestarikan tradisi pembacaan Al-Qur’an secara publik. Hal itu
disampaikannya dalam Malam Taaruf Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ)
Internasional di Jakarta, Rabu (29/1) malam.
Menurut Nasaruddin, praktik tilawah di Indonesia
berkembang luas, mulai dari tingkat dasar hingga nasional, serta melibatkan
berbagai lapisan masyarakat.
“Dari taman kanak-kanak hingga orang dewasa, kita
memiliki beragam gaya pembacaan Al-Qur’an. Indonesia adalah negara yang spesial
karena tilawah Qur’an diperdengarkan secara publik, dari desa kecil hingga
tingkat nasional,” ujarnya.
Ia juga menyebut, Indonesia telah menggelar MTQ
sebanyak 30 kali, yang menunjukkan konsistensi dalam menjaga warisan budaya
keagamaan. Tradisi ini tidak hanya berkembang di masyarakat umum, tetapi juga
di lingkungan tahanan, kepolisian, militer, dan perguruan tinggi.
“Kita memiliki Musabaqah Tilawatil Qur’an untuk
para tahanan, mantan narapidana, bahkan aparat keamanan. Ini membuktikan bahwa
Al-Qur’an menjadi pemersatu di segala lapisan,” katanya.
Menag juga menyampaikan partisipasi kelompok
tahanan dalam menjaga budaya membaca Al-Qur’an. Menurutnya, banyak mantan
narapidana, baik pria maupun wanita, yang kini mahir membaca Al-Qur’an dengan
indah.
“Musabaqah di kalangan tahanan bukan sekadar ajang
kompetisi, tetapi juga bagian dari pembinaan akhlak,” tegas Nasaruddin.
Sebelumnya pada siang hari, Nasaruddin secara resmi
membuka MTQ Internasional ke-4 yang diikuti 60 delegasi dari 38 negara empat
benua. Terdapat dua cabang lomba utama yang dipertandingkan, yaitu Tilawah dan
Tahfiz Al-Qur’an.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!